MUKA TEBAL KEKUASAAN
Sabtu, 05 Maret 2016 - 12:46:37 WIBDibaca: 434 kali
MUKA TEBAL KEKUASAAN
Ribut-ribut antara para pembantu Presiden Jokowi, tidak saja membuat sang majikan (Presiden) angkat bicara. Justru diketahuioleh masyarakat luas, apa pokok permasalahan yang jadi biang keributan tersebut. Sebab antara satu menteri dengan menteri yang lain, yang terlibat keributan itu, mempublikasikan permasalahan itu ke masyarakat luas, melalui jejaring sosial.
Kriminolog FH UNTAG Surabaya, Kristoforus L. Kleden, mengungkapkan perbuatan para menteri itu, identik dengan tingkahlaku ABG (anak baru gede) yang getol cuap-cuap sesama ABG di dunia maya, karena baru mengenal jejaring sosial itu. "Kegaduhan antara para pembantu Presiden itu, sama persis dengan ulah nakal para ABG," tegas Kleden, dalam satu kesempatan terpisah di pelataran FH UNTAG, Sabtu, 5 Maret 2016.
Celakanya menurut Kleden, para menteri itu, adalah pejabat negara yang seharusnya lebih memperhatikan rakyat, malah ribut-ribut soal kekuasaan yang melekat pada dirinya. Menteri yang satu memandang dirinya lebih berkuasa, lebih berkompoten, jika dibandingkan dengan menteri yang lain. Padahal dirinya adalah Pembantu Presiden, yang menurut Kleden, tidak ada perbedaan kekausaan antara menteri yang satu dengan yang lainnya. Semua menjalankan kebijakan Presiden, yang intinya untuk kepentingan rakyat dan negara, bukan untuk kepentingan Presiden, apalagi kepentingan para pembantunya.
Menurut Kleden, menteri-menteri yang sering membuat gaduh kabinet itu, tipologi orang-orang yang muka tebal, tidak tahu malu dan tidak tahu etika dengan kekuasaan yang melekat pada dirinya sebagai pembantu Pesiden. "Itu namanya Menteri yang muka tebal, tidak tahu diri dengan jabatannya sebagai Pembantu Presiden. Kekuasaan yang ada padanya disalahgunakan untuk kepentingan diri sendiri, dengan cara-cara arogan saling menjatuhkan, mengkritik secara terbuka antara sesama Pembantu Presiden," tegas Kleden dengan menambahkan jika menteri tersebut sadar diri, sebaiknya mengundurkan diri, sebelum rakyat mendesak Presiden agar memberhentikan tidak dengan hormat para pembuat gaduh di kabinet itu (Meniq)
Untag Surabaya || Fakultas Hukum Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya